Jumat, 14 Februari 2020 tepat di hari kasih sayang, Makvee ikut Intimate Evening with Andrea Hirata, penulis kesayangan Makvee. Andrea Hirata baru saja menyelesaikan buku terbarunya Guru Aini. Tapi sebelum membahas mengenai Guru Aini.
Perlu diketahui dunk kalau Makvee ketemu penulis hebat dan berprestasi. Percaya? nih simak ulasan pendek profil Andrea Hirata berikut ini;
Tentang Penulis
Andrea Hirata adalah pemenang pertama New York Book Festival 2013 untuk The Rainbow Troops, Laskar Pelangi edisi Amerika, penerbit Farrar, Straus & Giroux, New York, kategori General Fiction serta pemenang pertama Buchawards 2013, Jerman untuk Die Regenbogen Truppe, Laskar Pelangi edisi Jerman, penerbit Hanser-Berlin.
Andrea Hirata juga pemenang seleksi short story majalah sastra terkemuka di Amerika, Washington Square Review, New York University, edisi Winter/Spring 2011 untuk short story pertamanya Dry Season. Bersama nobelis sastra Orhan Pamuk dan Nadine Gordimer, esai Hirata yang berjudul View from my Window terpilih dalam buku Windows on the World, 50 Writers 50 Views, Matteo Pericoli, Penguin, New York.
Pada 2010, Hirata mendapat beasiswa pendidikan sastra di IWP (International Writing Program), University of Iowa, USA. International bestseller Laskar Pelangi (The Rainbow Troops) telah diterbitkan ke 25 versi bahasa asing, diedarkan di lebih dari 130 negara dan menjadi referensi di banyak sekolah dan lembaga di luar negeri untuk studi pendidikan, sastra dan budaya Indonesia. The Rainbow Troops terpilih sebagai karya sastra kategori Vintage oleh penerbit Random House dan dinobatkan sastrawan Timur Tengah sebagai novel terfavorit 2014. Novel itu telah pula diadaptasi di dalam dan luar.
Guru Aini, sebuah novel yang terbit pada 2 Februari 2020. Novel ini menggambarkan tentang sebuah konsep idealisme. Tokoh dalam novel Andrea Hirata kali ini adalah seorang guru perempuan. Ia bernama Bu Desi, seorang guru, pengajar matematika di daerah pelosok. Obsesinya adalah menemukan seorang anak yang jenius matematika, pelajaran yang selalu menjadi momok bagi banyak anak-anak/pelajar. Namun, ternyata matematika menjadi sumber stres pula bagi Bu Desi. Memang rupanya tidak mudah mengajar matematika di sekolah pelosok.
Apalagi ketika Bu Desi bertemu Aini, seorang anak dengan daya tangkap yang sangat rendah. Tapi yang membuat cerita ini menariki adalah Aini murid Bu Desi adalah seorang anak yang memiliki semangat juang yang tinggi. Bu Desi pun harus mencoba berbagai macam cara dan metode ajar demi memahamkan matematika pada Aini. Setelah membaca novel ini Makvee yang punya nilai matematika 7 merasa sangat bersyukur. Tidak semua anak pandai di bidang matematika tapi daya juanglah yang mesti jadi semangat. Asli Makvee setelah baca bukunya jadi banyak bersyukur, terharu, gembira, tapi juga lucu karena ada pabrik terasi yang ketika Makvee baca langsung ngakak sengakaknya. Udah ah ntar jadi spoiller lagi, mending baca sendiri deh.
Tentang Rilisan Versi Original
An drea Hirata, awal Februari ini secara resmi telah mengumumkan penerbitan Guru Aini. Tidak tanggung-tanggung Guru Aini yang merupakan prekuel Orang-Orang Biasa (terbit 2019), diterbitkan bersama Novel lain versi original yang sudah pernah diterbitkan, yaitu:
- Laskar Pelangi
- Sang Pemimpi (pernah terbit dalam judul Sang Pemimpi dan Edensor
- Buku Besar Peminum Kopi (pernah terbit dalam judul Maryamah Karpov, Padang Bulan, dan Cinta di Dalam Gelas)
- Ayah dan Sirkus Pohon
- Orang-Orang Biasa
- Mozaik-Mozaik Terindah (bab-bab pilihan editor)
Ketujuh buku ini juga bisa diperoleh dalam kemasan boxset, sehingga siapa pun yang ingin mengoleksi secara lengkap tidak akan kesulitan mengumpulkannya.
Pembeli juga bisa mendapatkan buku Guru Aini di toko-toko buku kesayanganmu mulai 2 Februari 2020. Kalau kalian ke toko buku ajak-ajak Makvee ya... Salam literasi.
6 comments
Seneng ya berkesempatan bertemu sama penulisnya laskar pelangi, oiya tentang bu guru Aini masih ada ga ya org seperti itu di sekitar kita?
BalasHapusOh kamu ketemu Pak Cik pas hujan hujanan itu kan. Aku banyak dengar cerita tentang Pak Cik tapi kok ya sampai sekarang masih jarak banget gitu. Jauh banget untuk bisa mengejarnya
BalasHapusKaum penyuka buku paling bahagia kalo bisa ketemu langsung dengan penulis buku kesayangannya. Lha wong dapat tandatangan aja udah happy bangetttt... Btw Makvee, aku jadi penasaran, tokohnya 'kan Bu Desi tapi kenapa judulnya Guru Aini?
BalasHapusMau nanggepin komentar Mbak Wiwin. Mungkin karena Bu Desi itu mengajar Aini secara lebih khusus gitu, jadinya oleh orang-orang yang di sekitaran situ levih dikenal dengan sebutan "Guru Aini". Nama aslinya, Desi, lambat laun malah jadi tersamarkan ...muehehehe... Sok tahu saya ini siihhh...
BalasHapusOiya, aku iri banget nih sama Andrra Hirata... Keren vanget pencapaian nulisnya.
Edukatif banget sih novel Guru Aini yang Bang Andrea tulis. Kayaknya orang2 Indon butuh banget bacaan2 kayak gini supaya lebih care dan aware sama edukasi. Thanks sharingnya Makvee
BalasHapusberuntung banget ya bisa ikut acara sharingnya sama penulis fenomenal ini, semoga one day karyanya menginspirasi kita juga, dan kita menjadi the next great writer seperti beliau ya mba Ve, aamiin
BalasHapus