Bertempat di gedung PMII Yogyakarta Kamis, 20 Februari yang lalu, Makvee dan beberapa kawan blogger-influencer Yogyakarta berkesempatan mengikuti acara sosialisasi "Bijak Mengkonsumsi SKM" yang diselenggarakan oleh Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia bekerja sama dengan Muslimat NU Yogyakarta dan BBPOM Yogyakarta.
Pemberi Sambutan ;
1. Dr. Erna Yulia Soefihara, Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Muslimat NU Yogyakarta
2. Drh. Berty Murtiningsih, Kabid P2 mewakili Gubernur DIY
Narasumber talkshow ;
1. Dra. Diah Tjahjonowati, M.Si., Apt - Mewakili Kepala Balai BPOM DIY
2. Drh. Berty Murtiningsih, Kabid P2 mewakili Kadinkes DIY
3. Hj. Lutvia Dewi Malik S.Ag dari Muslimat NU Yogyakarta
4. Arif Hidayat, SE, MM. dari YAICI.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan surat edaran bernomor HK.06.5.51.511.05.18.2000 tahun 2018 tentang 'Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya (Kategori Pangan 01.3). Surat ini dikeluarkan pada akhir Mei 2018 lalu. Sungguh Makvee adalah salah satu pengonsumsi Susu Kental Manis. Kemudian tepuk jidat.
Keluarnya surat edaran dari BPOM bukanlah bentuk larangan. Tetapi, himbauan "Tidak dilarang, tapi masyarakat harus bijak dalam mengonsumsinya"
Sedikit membahas mengenai surat edaran yang disampaikan oleh BPOM bahwa produk kental manis dilarang menampilkan anak-anak berusia kurang dari lima tahun dalam bentuk iklan televisi, maupun iklan lainnya. Tak hanya itu, produk kental manis juga dilarang memvisualisasikan produknya dengan produk susu lain yang setara sebagai pelengkap gizi. Produk Kental Manis ini juga dilarang memvisualisasikan gambar susu cair atau susu dalam gelas dan disajikan dengan cara diseduh atau dikonsumsi sebagai minuman. Padahal ini yang Makvee lakukan dari kecil mengoplos air hangat dan SKM sebanyak2nya minum sruput-sruput hangat-hangat. tidak menyangka Makvee menenggak gula sebegitu banyaknya.
Menurut Makvee langkah yang dilakukan oleh BPOM melalui surat edarannya harapannya dapat sampai kepada masyarakat karena dalam surat edaran itu juga tertulis iklan kental manis ini dilarang ditayangkan pada jam tayang yang biasa dikonsumsi anak-anak atau disandingkan dengan tayangan anak-anak. Tapi, apakah itu cukup? menurut Makvee masih kurang karena orang-orang di pedalaman, orang-orang di daerah masih menggunakan pola lama yang menganggap bahwa SKM itu ya susu serta di warung-warung juga mudah ditemukan sungguh miris.
Buat kalian semua rekan-rekan Makvee yang udah jadi ibu, bapak, calon ibu dan calon bapak kalian bisa mendapatkan info lengkap-nya melalui tautan ini Tentang SKM
Jika masyarakat menemukan produk bermasalah dapat menghubungi Contact Center HALO BPOM 1-500-533 (pulsa lokal), SMS 0812-1-9999-533, e-mail: halobpom@pom.go.id, atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.
Buat kalian semua rekan-rekan Makvee yang udah jadi ibu, bapak, calon ibu dan calon bapak kalian bisa mendapatkan info lengkap-nya melalui tautan ini Tentang SKM
Jika masyarakat menemukan produk bermasalah dapat menghubungi Contact Center HALO BPOM 1-500-533 (pulsa lokal), SMS 0812-1-9999-533, e-mail: halobpom@pom.go.id, atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.
Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia yang kemudian di singkat YAICI didirikan pada 28 Juli 2017. Abhipraya bermakna memiliki harapan. YAICI memiliki harapan yang besar untuk bisa menumbuhkan anak-anak dan perempuan Indonesia yang cerdas dan berbudi luhur sehingga berdampak pada terwujudnya Generasi Indonesia Emas 2045.
YAICI merupakan lembaga mandiri yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan, kesehatan dan lingkungan di Indonesia. Fokus utama yang dilaksanakan YAICI adalah mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan melalui, pembelajaran, pendampingan, pemberian pelatihan serta pengetahuan kepada masyarakat dengan metode kreatif dan inovatif.
Rilisan 23 Maret 2018, dari Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), menemukan fakta bahwa ada 4 balita yang meninggal di tahun 2018. Keempat balita tersebut adalah Arisandi (10 bulan), asal desa Ulu Pohara, kecamatan Lahungkumbi, kabupaten Konawe, Muhammad Adam Saputra (7 bulan) dan Muharram (4 bulan) serta Rasyad (2 tahun) asal Maros, Sulawesi Selatan.
Arisandi mengonsumsi susu kental manis sejak berusia 4 bulan. Setelah beberapa bulan, ia mengalami gejala luka-luka pada kulit dan alergi akibat kekurangan nutrisi. Meski sudah mendapat pertolongan medis, namun nyawanya tetap tidak tertolong. Arisandi meninggal pada akhir Januari 2018. Sedih Makvee baca ini. Ada pula Muhammad Adam Saputra, orangtua Adam tidak mampu membelikan susu bayi sehingga akhirnya Adam diberikan susu kental manis yang harganya lebih ekonomis. Dampaknya, berat badan Adam semakin hari semakin menurun hingga 4,8 Kg hingga kemudian meninggal. Demikian juga, Muhammad Muharram dan Rasyad, diberi susu kental manis oleh orangtuanya karena keterbatasan ekonomi. Miris dan sedih.
Depkes mengatakan bahwa gizi buruk muncul disebabkan daya beli yang rendah, akses terhadap pelayanan kesehatan, serta pengetahuan orangtua dan sosial budaya setempat, serta kurangnya sosialisasi.
Itulah mengapa YAICI sangat terbuka bekerjasama untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat bekerja sama dengan pihak terkait tentunya.
Setelah selesai acara sosialisasi dan tanya jawab acara terakhir hal yang ditunggu oleh Ibu-ibu muslimat se-DIY adalah pengumuman Lomba Kreasi Makanan Sehat antar Muslimat NU se-Yogyakarta.
Semua pulang dengan gembira membawa banyak informasi bagi keluarga dan cerita. Salam sehat. SKM bukan susu.
2 comments
Selama ini tahunya skm itu susu yg nggak cocok buat bayi, padahal itu kandungan susunya cuma dikit ya..selebihnya gula..
BalasHapusaku paling suka SKM tapi perlu diperhatikan juga jumlah konsumsinya agar tetap menjaga kesehatan tubuh :D
BalasHapus