Jatuh cinta dan menjalani suatu hubungan, hendaknya saling menyayangi, mengasihi, dan memberikan rasa aman. Jika hubungan sudah diisi dengan ketidakjujuran dan banyak hal yang menyertainya, percayalah kamu berada dalam lingakaran Toxic Relationship. Toxic relationship masuk ke dalam berbagai hubungan personal di masyarakat, ya hubungan asmara, pertemanan atau relasi kerja. Hubungan tak sehat yang bersifat racun ini memang paling parah menghinggapi hubungan asmara sepasang kekasih.
Seturut pengalaman saya yang pernah terjebak dalam toxic relationship, pihak yang satu akan berupaya untuk
mendominasi pihak lainnya, dalam hal ini pihak yang mendominasi adalah si trashy
ex aka mantan brengsek. Oke sebelum saya lanjut saya mau mengakronimkan Mantan
Brengsek ini menjadi MB biar lebih gampang nulisnya dan agar saya tak terkesan
mengumpat tiap kali menyebut kwkwkwkw padahal mau diumpat atau tidak namanya
sampah tetaplah sampah.
Saya sadar saya pernah sebodoh itu percaya sama orang yang salah. Membuang
waktu bersama orang yang salah dan tidak bertanggung jawab sama sekali.
Jadi yang saya rasakan selama menjalani hubungan dengan si orang MB ini
adalah
MB selalu memanipulasi saya (gaslighting) untuk mengontrol saya tentunya, seperti kalau
semisal bertengkar dia selalu mengatakan dia yang paling tersakiti, padahal
sedikit demi sedikit saya mulai mencium aroma kebohongan tapi herannya saya
masih bertahan dengan dia saat itu, dia akan minta maaf berubah menjadi orang
yang NAMPAK baik di luar tapi aslinya super duper manipulatif. Dia bisa dengan
mudahnya memanipulasi perasaan orang lain, atau membuat orang iba, atau membuat
orang simpati padanya tetapi sebenarnya dia sedang bermain watak, dan saya
lihat dia melakukannya hingga kini karena orang ini masih ada di Jogja dan dia
bergabung dengan komunitas di Jogja yang saya pikir Komunitas tersebut perlu
hati-hati sama orang ini. Ya dengan demikian si MB tukang manipulasi ini hanya mempermainkan perasaan saya (breadcrumbing).
Seperti mengatakan
“I Love You, aku mencintaimu” tapi besoknya sikapnya berubah lagi dan
kembali lagi ke tabiatnya yang buruk
“Kamu kalau sama temenmu aku dicuekin”
“Lebih penting temenmu daripada aku”
Saat itu sebenarnya saya sangat kesal, karena saya sendiri tidak pernah
melarang dia ini itu, tapi pertengkaran berlanjut dia selalu berhasil membuat
saya merasa bersalah, dan kalau saya tidak minta maaf yang selalu dia lakukan melakukan silent
treatment atau diam saat marah. Terulang lagi lagi dan lagi sampai akhirnya saya jadi
orang yang hampir saja tidak berkembang gara-gara dia.
Percayalah, saya menyadari saya bersama orang toxic atau terjebak
di Toxic Relationship setelah saya tahu semuanya karena Tuhan tunjukkan ke saya
apa yang dia tutupi selama ini. Dan mungkin banyak perempuan atau laki-laki di
luaran sana yang belum sadar bahwa ia berada dalam toxic relationship, mata
mereka mungkin masih belum terbuka. Dan juga pelaku gaslighting ini tidak hanya
dilakukan oleh laki-laki tapi juga oleh perempuan. Jika laki-laki menjadi
korban yang terjadi seperti Johny Depp dan Amber Heard levelnya naik menjadi
kekerasan fisik, dalam hal ini korbannya Johny Depp, butuh waktu seorang
laki-laki untuk dapat menerima bahwa ia korban karena stereotype masyarakat
kita masih mengatakan bahwa perempuan yang sering jadi korban. Maka setelah
saya sadar bahwa saya berada dalam hubungan yang membuat saya merasa tertekan. Saya merasa hal ini tidak boleh dibiarkan
berlarut-larut.
Efeknya bisa panjang seperti menurunkan harga diri, bahkan sampai pada mengalami gangguan
kesehatan mental, mengalami kecemasan, stres, depresi. Untungnya Tuhan menyelamatkan saya
dari laki-laki brengsek ini.
Selain komunikasi yang buruk, dan silent treatment yang dia lakukan, dia
juga hobi blokir memblokir hingga saya pun jadi tertular sama buruknya seperti
dia. Setelah melakukan silent treatment dia akan memblokir social media dan
WhatsApp, dan lagi lagi saya yang harus meminta maaf atas kesalahan yang
kadang-kadang saya tidak mengerti.
Dia
juga mungkin akan mengutarakan kalimat yang membuat saya harus menuruti kemauannya,
misalnya “Aku bersikap seperti ini karena aku sayang sama kamu.” Jika saya tidak menurutinya, dia
bisa saja menuding saya tidak menyayanginya. Hal ini membuat saya mau tidak mau mengikuti
keinginannya. Jadi terbatas berteman, jadi terbatas mengembangkan diri.
Saya pakai pewarna kuku bisa jadi bahan pertengkaran
Saya memakai baju tertentu bisa jadi bahan pertengkaran lagi
Selain
itu, terkadang dia juga melarang saya untuk tidak lagi memakai jenis pakaian yang
mungkin menarik perhatian orang lain.
Saya yang bodoh di masa lalu itu menjadi bersikap seperti apa yang dia
inginkan, bukan apa yang saya inginkan. Bahkan, untuk sekadar berpendapat dan mengekspresikan yang ada dalam pikiran saya
saja saya bisa sampai memikirkannya berkali-kali karena
takut apa yang saya ucapkan jadi salah di mata dia. Ya saya Bodoh saya
pernah sebodoh itu.
Diremehkan dan tidak pernah mendapatkan dukungan
Hubungan
yang sehat adalah hubungan yang selalu memberi dukungan satu sama lain. Namun yang saya rasakan
adalah sebaliknya. FYI si MB ini adalah lulusan S2 salah satu PTN di Yogyakarta,
S2 lhoh berhati-hatilah kalian karena sekali lagi orang ini ada di Jogja. Yang
saya heran kenapa orang seperti dia bisa lolos beasiswa, memang orang
manipulatif bisa menipu saat wawancara berlangsung dan itu memang kenyataan.
Ketika saya berpendapat tentang sesuatu dia selalu membawa bawa usianya
yang lebih tua daripada saya, dia bawa-bawa pendidikannya bahwa saya tidak akan
mungkin menang dari dia, dia bilang dia lebih tahu mengenai diri saya dibanding
siapapun, pendapat saya pun selalu dibantah.
Ya dia orang yang sangat mudah meremehkan orang
lain,
Pernah dengan sepenuh hati saya membuatkan dia pudding, tapi tanpa
penghargaan sedikitpun dia mengatakan pudding saya tidak enak, sejak itu saya
tidak pernah lagi membuat pudding untuk si brengsek ini. Pernah pula saya
memberi dia kado kecil berupa sprei tapi apa yang dia lakukan dia bilang kado saya murahan, bahan
spreinya tidak bagus, dan perkataan lainnya. Hikmahnya sprei baru tersebut saya sumbangkan ke panti asuhan bersama baju pantas lainnya.
Ketika saya berhasil mencapai sesuatu alih-alih mendapat dukungan dan
apresiasi, saya
malah mendapatkan perkataan kasar dan kritik yang cenderung menjatuhkan yang malah
menghambat perkembangan saya saat itu. Seperti blog ini yang awalnya bernama
perempuan cadas, cadas sendiri artinya kuat, tapi karena bodohnya saya
lagi-lagi dia bilang cadas artinya buruk, dan bodohnya lagi saya percaya,
padahal sebuah kata dinilai baik dan buruk tergantung penggunaan dan cara
memaknai.
Saya yang selalu dicurigai dan dikekang
Kembali lagi kepada dia yang merasa dicuekin ketika saya bersama teman-teman saya, padahal saya baru sadar belakangan saya sebagai pacarnya saat itu sangat terbatas aksesnya ke keluarganya dan ke teman-teman dia yang sebenarnya. Dia selalu mau tahu tentang segala kegiatan sehari-hari saya dan akan marah jika saya tidak segera menjawab WhatsAppnya. Tapi jika saya gantian mau tahu soal dia seolah dia berusaha menutupi.
Dia tidak jujur soal latar belakangnya
Kejujuran merupakan salah satu pondasi untuk membentuk hubungan yang sehat. Namun, jika pasangan sering berbohong dan menutupi banyak hal, itu tandanya cepat segera akhiri hubungan kalian. Yap, ini yang terparah dia tidak pernah jujur soal latar belakangnya yang sebenarnya, dia pernah menikah dan punya anak, dan mungkin urusannya belum beres hingga itu tak pernah sekalipun ia ceritakan kepada saya. Merasa tertipukannn, Yessss kena prank sama lelaki brengsek sampah, kwkwkwkwk ngakak kalau ingat, betapa bodohnya saya dulu. Itupun keluarganya yang meminta saya menjauhi dia dan akhiri hubungan dengan dia setelah ada satu insiden yang menyadarkan saya.
Betul sekaliiii insiden Penutupnya adalah dia selingkuuh buahahahahhahahahah, ketebak kan akhirnya bagaimana? Orang Toxic memang begitu saat dia merasa sudah tidak nyaman dia tidak akan gentle memutuskan tapi memilih bermain api dan main belakang kwkwkwkw dasar pecundang sekali pecundang tetaplah pecundang. Dan dia sama sekali tidak merasa bersalah. Untungnya memang selingkuhannya tidak kalah Uglynya dengan dia jadi ya istilah Jawanya Tumbu Oleh Tutup, KLOP, COCOK,
Jelek ketemu jelek
Busuk ketemu busuk
Saya ingatkan buat kalian perempuan yang di Jogja hati-hati sama orang ini. Karena tipe manipulatif begini memang nampak baik di depan nampak innocent, nampak suci di depan, nampak seorang yang rajin beribadah, tapi kelakuan dan tindakannya berbanding terbalik. Be careful karena orang ini ada di Jogja, buat kalian yang penasaran untuk sekedar berhati-hati bisa kirim direct message ke Instagram @ceritamakvee. Jaga perempuan di sekitar kita. Cheers
0 comments