Sebagai seorang ibu, aku ini sebenarnya sudah cukup sibuk. Urusan dapur, anak, suami, rumah, kadang ditambah scroll-scroll media sosial biar nggak kudet. Tapi belakangan, aku menemukan hobi baru yang bikin hidup makin seru, sehat, dan ini yang paling penting hemat! Namanya foraging, alias ngramban dalam bahasa Jawa.
Buat yang belum tahu, ngramban itu adalah kegiatan mencari dan memanfaatkan tanaman liar di sekitar rumah untuk diolah jadi makanan, baik buat manusia maupun buat ternak. Ini beda tipis sama berburu makanan di pasar tradisional, cuma kalau ngramban, barangnya gratis dan tumbuh liar. Tapi ingat, ngramban itu bukan nyolong! Jangan asal metik di kebun tetangga terus bilang “Ini aku lagi melestarikan budaya foraging.” Nggak gitu konsepnya, Bu. Itu namanya maling dedaunan.
Nah, sejak aku mulai ngramban, aku jadi sering keliling halaman rumah sambil ngamatin mana tanaman yang bisa dimakan dan mana yang sebaiknya dijauhi karena bisa bikin perut nyeri seharian. Dan ternyata, banyak banget tumbuhan liar yang sebenarnya bernutrisi tinggi dan bisa diolah jadi makanan enak.
Foraging di Halaman Sendiri: Harta Karun yang Tersembunyi
Ceritanya, aku mulai ngramban ini gara-gara lihat ibu-ibu di TikTok yang rajin petik-petik daun terus dimasak jadi makanan sehat. Awalnya aku skeptis. Mosok sih, daun yang biasanya diinjak-injak bisa jadi lauk? Tapi setelah baca-baca dan tanya orang-orang tua di kampung, ternyata banyak loh tanaman liar yang bisa dikonsumsi.
Di halaman rumah, aku nemu pegagan yang katanya bisa bikin otak encer. Pantesan kakek-nenek dulu nggak kenal yang namanya suplemen, wong tiap hari ngemil daun pegagan. Terus ada bunga turi, yang bisa dijadikan tumisan pedas atau campuran pecel. Lalu ada daun singkong yang sering dipandang sebelah mata padahal kaya akan zat besi. Ada dunk kemangi, daun ubi jalar, daun pepaya jepang yang punya manfaat baik untuk pencernaan. Bahkan, aku pernah nemu jamur liar yang kalau dijual di restoran mahal bisa bikin dompet menipis.
Dan yang paling menyenangkan? Semua ini gratis! Tinggal petik, cuci bersih, masak, lalu makan. Rasanya? Jangan ditanya. Segar, alami, dan tentunya penuh gizi.
Ngramban Itu Beda Sama Nyolong!
Tapi ya, ngramban ini ada aturannya. Yang pertama dan paling penting: jangan asal petik di tanah orang! Kalau halaman rumah sendiri, ya silakan. Tapi kalau lihat tanaman subur di pekarangan tetangga, jangan langsung kepikiran buat metik sambil bisik-bisik dalam hati, “Rezeki nggak boleh ditolak.”
Aku punya cerita lucu soal ini. Suatu hari, aku lihat ada tanaman kangkung liar di pinggir jalan dekat rumah. Karena aku udah level emak-emak hemat, langsung kepikiran, “Wah, bisa buat sayur bening nih.” Tapi sebelum aku metik, ada ibu-ibu yang sudah metik duluan dan ternyata itu punya Pak RT. Untung aja aku masih pantau belum jadi petik. Jadi buat yang mau ngramban, pastikan dulu wilayahnya BEBAS KLAIM
Selain itu, jangan asal makan tanaman liar tanpa riset dulu. Jangan mentang-mentang hijau dan kelihatan enak, langsung dicoba. Salah-salah, yang tadinya mau hidup sehat malah masuk UGD.
Manfaat Ngramban: Lebih dari Sekadar Hemat
Jujur, sejak mulai ngramban, aku jadi sadar kalau banyak bahan makanan sehat yang selama ini kita remehkan. Dulu aku mikir kalau sayuran itu harus beli di pasar atau supermarket. Sekarang? Tinggal keliling halaman, petik, cuci, masak, beres.
Selain itu, ngramban juga bikin aku lebih dekat dengan alam. Biasanya, aku cuma keluar rumah buat nyapu teras atau jemur baju. Sekarang? Jalan-jalan keliling halaman tiap pagi sambil mikirin menu makan siang. Sekalian olahraga ringan, lah.
Yang paling aku suka, anak-anak juga ikut tertarik. Mereka jadi belajar soal tanaman, mana yang bisa dimakan dan mana yang beracun. Daripada mereka sibuk main gadget terus, mending ikut eksplorasi halaman bareng ibunya.
Tips Ngramban untuk Pemula
Buat yang tertarik nyobain ngramban, aku punya beberapa tips:
1. Pelajari dulu tanaman yang bisa dimakan. Jangan asal petik dan masukin mulut. Banyak aplikasi sekarang yang bisa bantu identifikasi tanaman liar. Kalau ragu, tanya orang tua atau petani setempat.
2. Jangan ambil semuanya.Prinsip foraging yang baik adalah mengambil secukupnya, biar ekosistem tetap seimbang.
3. Cuci bersih sebelum dimasak. Namanya juga tanaman liar, bisa saja kena debu atau kotoran. Jangan sampai hobi sehat malah berujung sakit perut.
4. Gunakan kreativitas dalam memasak. Banyak tanaman liar bisa diolah jadi makanan enak. Jangan takut bereksperimen!
5. Jangan lupa izin kalau metik di tanah orang. Serius, ini penting. Jangan sampai hobi sehat berubah jadi drama kampung.
Makanan Lezat dari Hasil Ngramban
Sejak rutin ngramban, aku udah coba beberapa resep dari tanaman liar yang aku temukan. Salah satunya adalah tumis daun pepaya. Banyak orang nggak suka karena pahit, tapi ada triknya supaya enak: rebus dulu dengan garam dan daun jambu biji, baru ditumis.
Ada juga pecel daun krokot, yang rasanya mirip pecel biasa tapi lebih gurih dan renyah. Krokot ini sering dianggap gulma, padahal kandungan omega-3-nya tinggi!
Yang paling favorit di rumah adalah sayur bening pegagan. Rasanya seger, enak, dan bikin badan enteng. Konon, pegagan juga bisa bikin awet muda. Makanya aku rajin makan, siapa tahu nanti dikira masih 25 tahun (ngarep).
Kesimpulan: Mari Ngramban, Tapi Jangan Barbar!
Setelah beberapa bulan menjalani hobi ngramban, aku merasa ini bukan sekadar kegiatan ngirit, tapi juga cara untuk lebih menghargai alam. Ternyata, banyak makanan bergizi tinggi yang tumbuh di sekitar kita tanpa kita sadari.
Jadi buat sesama emak-emak, kalau lagi cari hobi baru yang murah, sehat, dan seru, coba deh ngramban. Asal inget, ojo nyolong, ojo nggragas, lan ojo asal makan!
Selamat ngramban, selamat menikmati makanan sehat dari halaman sendiri!
1 comments
Baru tau itu istilah nya mbak . Duuuuh kalo aku punya halaman rumah, pasti ngelakuin yg sama 😅. Sayangnya rumah memang ga pake halaman samasekali.
BalasHapusJadi ingat pas di Aceh atau rumah papa. Nah itu baru banyak yg bisa dicari Krn kebunnya luas. Aku sendiri memang pecinta sayuran, cukup di rebus, makan pakai sambal terasi, beuuugh udah cukup lah 😄😄👍